Bingung membeli asuransi lewat agen atau bank?:Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat kita akan pentingnya berasuransi ini adalah merupakan kabar baik terhadap pertumbuhan industri asuransi di indonesia,tentunya juga kabar baik demi terciptanya jaminan akan masa depan yang lebih baik terhadap nasabah asuransi itu sendiri.Masing-masing perusahaan asuransi melakukan terobosan-terobosan baru baik dari segi pelayanan,jenis program dan cara pemasarannya.
Cara pemasaran yang dilakukanpun berbagai cara dan bermacam jalur,ada yang menjual dengan langsung ketemu calon nasabah melalui agen,ada juga bekerjasama dengan perbankan,atau juga telemarketing.Ini semua tujuannya adalah memudahkan calon nasabah untuk mendapatkan asuransi yang mereka inginkan.Seiring dengan semakin maraknya para marketing asuransi dengan jalur penjualan yang berbeda-beda ini menimbulkan kebingung terhadap nasabah itu sendiri Untuk memilih jalur membeli asuransi.Apakah harus membeli asuransi melalui jalur bank,telemarketing atau melalui agen?...
Membeli asuransi dengan jalur bank dan telemarketing ,sang nasabah dihubungi lewat telepon dan menjelaskan jenis asuransi yang di tawarkan.
Menurut Direktur Eksekutif AAJI (Assosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) Benny Waworuntu,jika memilih Jalur distribusi non agen ini lebih tepat jika calon nasabah berniat
membeli asuransi yang melekat dengan produk perbankan, seperti deposito,
tabungan pendidikan, tabungan berjangka ataupun pembiayaan.
Khusus jalur agen,yaitu membeli asuransi secara langsung melalui agen,sudah tentu memberikan kesempatan kepada sang calon nasabah untuk memastikan lisensi dari agen tersebut,Pastikan apakah lisensi agen itu masih berlaku atau tidak,agar secara hukum dapat dipertanggungjawabkan,juga medapatkan penjelasan secara detil (mempelajari) tentang program yang sesuai dengan kebutuhan calon nasabah tersebut,bagaimana programnya,apa saja keuntungan dan manfaatnya,berapa besaran premi yang sesuai dan sebagainya.
Satu hal yang paling penting adalah pelayanan,sebagai agen yang telah menjual produk asuransi sudah seharusnya juga memberikan pelayanan kepada nasabah tersebut.karena sebagian besar nasabah masih awam terhadap yang namaya klaim.
Namun sebelum
membeli produk asuransi ini dan memutuskan untuk memilih distribusinya,
yang terpenting adalah memilih perusahaan asuransi yang tepat. Karena
sebagus-bagusnya agen, kalau perusahaannya bangkrut, yang membayar klaim
adalah perusahaan bukan agennya.
Namun demikian dari data AAJI, saat
ini jalur non agen khususnya bank sudah menjadi kontributor terbesar
dalam penyumbang premi, dibanding agen. Berdasarkan data AAJI kuartal
II-2012, total premi yang masuk Rp 49,65 triliun.
Jalur bank
mengontribusikan Rp 20,1 triliun. Sementara dari agen Rp 19,5 triliun.
Sisanya dari telemarketing Rp 1 triliun dan Rp 9 triliun dari saluran
distribusi lainnya.
"Ini merupakan sejarah baru bagi bisnis
bancassurance (asuransi melalui bank). Selama ini jalur dari agen selalu
mendominasi," tambah Benny.
Padahal jumlah agen selalu bertambah
setiap tahunnya. Di periode yang sama, jumlah agen mencapai 308.229
orang atau meningkat 43,2 persen dibanding tahun semester I-2011 sebesar
215.304 orang.
"Meski jalur dari bank semakin kuat, keagenan akan
menjadi tulang punggung bagi industri asuransi jiwa sampai akhir
tahun," tambahnya
No comments:
Post a Comment