SURABAYA- Dibungkus dengan penyedia jasa pijat,
Kevin dan Devi warga Kawasan Surabaya Utara menawarkan live seks. Untuk
sekali pertunjukkan itu, pasutri itu mematok tarif Rp850 Ribu.
"Sekali beradegan itu klien harus bayar Rp850 ribu ketika di Hotel. Saya beradegan sekira 20 menit," kata Kevin di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Rabu (3/4/2013).
Nominal tersebut hanya uang jasa live seks di depan klien, sedangkan untuk tarif hotel dibebankan kepada klien.
Kevin mengaku, melakukan pekerjaan ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Terlebih, profesinya sebagai buruh limbah tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Profesi nyeleneh ini, lanjut Kevin, baru digelutinya sejak sebulan yang lalu bahkan baru dua orang klien yang menggunakan jasa pasutri itu untuk beradegan live seks. "Baru dua kali yang menggunakan dan langsung ditangkap Polisi," katanya.
Dia mengaku, pertama kali menjalani bisnis ini memang ada kecanggungan. Namun demi memenuhi kebutuhan hidup, dia rela melakoninya. Awalnya sang istri menentang ide tersebut, tapi lagi-lagi didesak dengan kebutuh ekonomi sehingga harus menghalalkan segala cara.
"Ya awalnya tidak mau, tapi setelah saya beri masukkan untuk kebutuhan hidup akhirnya,ia pun mau.
Dia juga mengaku mendapat inspirasi melakoni bisnis tersebut bermula dari sejumlah majalah dewasa dan beberapa masukkan dari rekan-rekannya.
Sebelumnya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengungkap aksi eksploitasi seksual untuk mengeruk keuntungan. Bisnis birahi ini dibungkus dengan jasa layanan pijat. Layanan pijat ini On Call ke Hotel di seluruh kawasan Surabaya.
Terungkapnya bisnis ini, setelah polisi melakukan undercover buy. Saat penangkapan, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa 1 unit Blackberry, 1 Bill Hotel, dan uang tunai sebesar Rp550 ribu.
Sumber:okesurabaya
No comments:
Post a Comment