Prediksi pertumbuhan ekonomi indonesia mencapai 6,2 persen
Perusahaan Financial terkemuka di dunia,Citigroup memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 ini akan mencapai 6,2 persen.
Managing Director Head of Asia pacific ekonomi and Market Analisis,Citigroup Global market Asia Johanna mengatakan konsumsi masyrakat indonesia,yang disebut sebagai domestic consumption ini masih penopang utama perekonomian Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa ada hal yang berbeda dengan perekonomian indonesia tahun ini yaitu pertumbuhan iklim investasi.
Perusahaan Financial terkemuka di dunia,Citigroup memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 ini akan mencapai 6,2 persen.
Managing Director Head of Asia pacific ekonomi and Market Analisis,Citigroup Global market Asia Johanna mengatakan konsumsi masyrakat indonesia,yang disebut sebagai domestic consumption ini masih penopang utama perekonomian Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa ada hal yang berbeda dengan perekonomian indonesia tahun ini yaitu pertumbuhan iklim investasi.
Iklim Investasi diperkirakan akan melambat.Ini dikarenakan penurunan impor barang modal,tetapi Johanna menilai dengan melambatnya iklim investasi tidak akan berpengaruh besar terhadap penurunan perekonomian indonesia,tetapi perekonomian indonesia tetap tumbuh sekitar 6,2 persen.
Dia juga menjelaskan bahwa konsumsi masyarakat indonesia masih kuat,ini dikarenakan masyarakat kelas menengahnya meningkat,dan indonesia ini sudah terkenal dengan sebutan the Bigger Asean.
Dia juga menjelaskan bahwa konsumsi masyarakat indonesia masih kuat,ini dikarenakan masyarakat kelas menengahnya meningkat,dan indonesia ini sudah terkenal dengan sebutan the Bigger Asean.
Jadi konsumsi masyarakat akan tetap mendorong perekonomian menjadi lebih stabil,ujarnya dalam acara
"Paparan Economic Outlook Indonesia"di hotel Four Season,Jakarta,(kamis 16/5)
"Paparan Economic Outlook Indonesia"di hotel Four Season,Jakarta,(kamis 16/5)
Johanna menilai faktor penyebab penurunan impor barang modal di Indonesia adalah kondisi ekonomi global yang masih belum pulih 100 persen khususnya negara-negara eropa yang masih bertahan di 0,3 persen sehingga mempengaruhi impor barang modal.
Menurut dia, meskipun iklim investasi agak melambat tetapi Indonesia masih menjadi The Most Favorite Investment Destination bagi para investor karena potensi Indonesia sebagai pasar yang menguntungkan masih terbuka lebar.
Dia mengatakan, posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi dunia sejajar dengan Tiongkok dan India bahkan negara yang sedang naik daun dengan investment gradenya yaitu Filipina. Menurut dia keadaan investasi yang naik ini harus bisa dimanfaatkan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter yang mendorong iklim investasi.
Dia berharap ke depannya Indonesia tidak hanya sebagai pasar tetapi juga sebagai production based. Dia juga mengatakan potensi Indonesia sebagai production based sudah mulai terlihat yaitu dengan dibangunnya
pabrik kosmetik terbesar asal Perancis Loreal serta Toyota perusahaan otomotif asal Jepang.
Menurutnya, isu yang sedang hangat saat ini di Indonesia adalah rencana pemerintah dalam menaikan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini. Menurut dia rencana kenaikan harga BBM ini merupakan suatu kebijakan yang sangat tepat karena hal ini dilakukan dengan tujuan menyelematkan anggaran agar tidak terjadi defisit.
Lebih lanjut ia mengatakan jika pemerintah menaikan harga BBM maka kemungkinan terjadinya inflasi 7 persen. Dia menjelaskan inflasi sebesar 7 persen ini akan terjadi apabila pemerintah menerapkan asumsi kenaikan harga BBM bersubsidi satu harga yaitu Rp 6.500.
“Kenaikan harga BBM pernah diterapkan pemerintah pada tahun 2008, kemudian turun lagi pada 2009,
jika pemerintah mempunyai konsep seperti ini maka kemungkinan besar inflasi turun di bawah 7 persen
bisa saja terjadi pada 2014,” ujarnya.
Disamping itu, dia menjelaskan pada 2014 Indonesia akan memasuki tahun pemilu. Dia mengatakan agar stabilitas perekonomian bisa terjaga dengan baik ditengah suasana politik yang kian hebat maka pemerintah harus menjaga stabilitas perekonomian dengan segera menaikan harga BBM sebelum 2014 serta mendukung iklim investasi dengan memperketat koordinasi dengan pemerintah daerah.
Menurut dia, meskipun iklim investasi agak melambat tetapi Indonesia masih menjadi The Most Favorite Investment Destination bagi para investor karena potensi Indonesia sebagai pasar yang menguntungkan masih terbuka lebar.
Dia mengatakan, posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi dunia sejajar dengan Tiongkok dan India bahkan negara yang sedang naik daun dengan investment gradenya yaitu Filipina. Menurut dia keadaan investasi yang naik ini harus bisa dimanfaatkan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter yang mendorong iklim investasi.
Dia berharap ke depannya Indonesia tidak hanya sebagai pasar tetapi juga sebagai production based. Dia juga mengatakan potensi Indonesia sebagai production based sudah mulai terlihat yaitu dengan dibangunnya
pabrik kosmetik terbesar asal Perancis Loreal serta Toyota perusahaan otomotif asal Jepang.
Menurutnya, isu yang sedang hangat saat ini di Indonesia adalah rencana pemerintah dalam menaikan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini. Menurut dia rencana kenaikan harga BBM ini merupakan suatu kebijakan yang sangat tepat karena hal ini dilakukan dengan tujuan menyelematkan anggaran agar tidak terjadi defisit.
Lebih lanjut ia mengatakan jika pemerintah menaikan harga BBM maka kemungkinan terjadinya inflasi 7 persen. Dia menjelaskan inflasi sebesar 7 persen ini akan terjadi apabila pemerintah menerapkan asumsi kenaikan harga BBM bersubsidi satu harga yaitu Rp 6.500.
“Kenaikan harga BBM pernah diterapkan pemerintah pada tahun 2008, kemudian turun lagi pada 2009,
jika pemerintah mempunyai konsep seperti ini maka kemungkinan besar inflasi turun di bawah 7 persen
bisa saja terjadi pada 2014,” ujarnya.
Disamping itu, dia menjelaskan pada 2014 Indonesia akan memasuki tahun pemilu. Dia mengatakan agar stabilitas perekonomian bisa terjaga dengan baik ditengah suasana politik yang kian hebat maka pemerintah harus menjaga stabilitas perekonomian dengan segera menaikan harga BBM sebelum 2014 serta mendukung iklim investasi dengan memperketat koordinasi dengan pemerintah daerah.
Reff Berita satu.com
No comments:
Post a Comment