"Selamat Datang" sobat, di blog saya "Marketing lampung",semoga blog ini memberikan manfaat bagi sobat sekalian,saya sangat senang kalau kita bisa saling mengenal,oleh karena itu silakan sobat untuk berkomentar dengan baik,Blog ini dofollow,tinggalkan Jejak anda /alamat blog anda,agar saya bisa segera berkunjung balik.terimaksih sukses selalu.

Monday, May 27, 2013

Manfaat Asuransi dan Investasi

Manfaat Asuransi dan Investasi


Hari ini ayah  tepat berusia 70 tahun. Usia yang cukup panjang. Melebihi usia Nabi ketika wafat.
Ayah jarang menangis. Setahu saya hanya dua kali. Pertama, ketika ingin menikahkan anak bungsunya. 
Ayah menangis. Dia merasa bersalah sebab tidak memiliki uang lagi untuk biaya pernikahan anak bungsunya. Bisnisnya merosot dan terpaksa dijual. 

Bisa jadi karena tidak satupun anaknya yang mau melanjutkan. Bersama dengan kakak tertua, saya jelaskan bahwa pembiayaan pernikahan itu menjadi tanggung jawab kami bersama.
Kali kedua ketika beliau mesti dioperasi paru paru. Meski tidak merokok, beliau kerap tidur larut yang ternyata kurang baik bagi paru-parunya. 
Beliau menangis  stress bukan karena penyakitnya. Tetapi, seperti Anda bisa duga, karena sedih tidak bisa membiayai sendiri.

Alhamdulillah operasi berlangsung lancar. Kondisi kesehatan ayah terus membaik. Kadang kala beliau menanyakan berapa yang kami keluarkan untuk biaya operasinya dahulu. Kami tidak pernah memberi tahu. Hanya meminta beliau terus mendoakan kami, para anak dan cucunya.
Saya yakin penuturan seperti ini kerap dijumpai.
Boleh dibilang terkait orang tua, ada khabar baik dan ada khabar buruk. Kabar baiknya, umur mereka lebih panjang. Ini berkat dukungan gizi, perbaikan lingkungan dan perawatan kesehatan. Mertua saya, misalnya, berusia 83 tahun. Tetap sehat. Setiap hari selalu berusaha sholat di Masjid. Tidur lebih awal. Bangun dini hari, untuk sholat malam, mengaji dan menunaikan sholat Subuh di Masjid.
Namun ada khabar buruk. Kebanyakan mereka tidak memiliki dukungan asuransi kesehatan dan dana pensiun.

Saya yakin kelompok itu akan sangat banyak. Sebab seperti Amerika Serikat, Indonesia juga mengalami fenomena baby boomer. Yakni, lonjakan kelahiran bayi setelah berakhirnya Perang Dunia II. Di Amerika Serikat, kelompok boomer ini ditaksir meliputi 21% penduduk. Sudah banyak yang mulai memasuki usia pensiun.

Fenomana menanggung biaya pensiun ini yang sebetulnya bakal memperberat perusahaan, negara bagian dan pemerintah AS. Ingat perusahaan mobil GM yang mesti diambil alih oleh pemerintah. Bukan cuma karena kalah bersaing dengan produsen dari Jepang dan Korea. Namun karena tagihan pensiun. Demikian juga yang dialami oleh negara bagian California yang menanggung beban dana pensiun yang berat.

Ibu saya termasuk baby boomer, lahir tahun 1945. Beliau sudah memasuki usia pensiun beberapa tahun yang lalu. Beliau cukup beruntung, pensiunan sebagai pegawai negeri yang punya dana pensiun dan askes.
Belajar dari pengalaman orang tua, kami suami istri berkomitmen untuk mempersiapkan pensiun lebih baik. Kami mesti punya program asuransi kesehatan.
Kiranya awareness asuransi dan mempersiapkan pensiun serupa ini ada dibawah sadar banyak orang yang saat ini memimpin keluarga.

Kesadaran investasi juga terbentuk bila melihat kebutuhan dana pendidikan untuk anak-anak yang terus meningkat. Ayah saya selalu menanamkan keyakinan bahwa pendidikan merupakan faktor penting merubah nasib. Alhamdulillah, berkat doa orang tua dan kerja keras, saya mendapat beasiswa untuk kuliah di FEUI dan National University of Singapore.

Mencermati sengitnya kompetisi global, kami suami istri merencanakan agar anak-anak kami dapat kuliah di luar negeri. Agar lebih membuka wawasan, memperluas pergaulan, menimba keahlian praktis, termasuk bahasa asing, disamping kemandirian. Memang pendidikan saja tidak cukup, mesti punya nyali hidup. Sedari dini kami menanamkan semangat wirausaha kepada anak-anak.

Peluang karier di bisnis asuransi dan pengelola keuangan jelas terbuka. Apalagi saat ini sudah banyak “underlying asset” mulai dari obligasi negara, obligasi korporasi, saham dan reksadana. Semua kelompok asset ini berpotensi menggantikan peran deposito yang keuntungannya cenderung kurang kompetitif.
Sebagai fund manager, kami turut menikmati fenomena ini. Pasalnya, mitra perusahaan asuransi yang mempercayakan pengelolaan dana, berbasis individual yang potensinya sangat besar. Namun berperilaku seperti investor institusi yang memiliki time horizon investasi panjang. Tidak seperti investor retail kebanyakan yang terkenal dengan jurus JIBUR, jigo naik kabur, jigo turun kabur:)
Sekarang, mari lebih sistematik. Mari definisikan market as people which has willingness and ability to buy.
People jelas mengacu kepada potensi demografi, terutama kelompok produktif  yang ingin mempertahankan daya beli dan pola pengeluaran ketika mereka sudah tidak ingin atau tidak bisa bekerja.
Willingness dibentuk oleh pengalaman, terutama yang traumatik, agar seseorang mempersiapkan diri terhadap peristiwa yang merugikan kehidupannya.
Ability, secara potensi sangat besar. Selain karena pertumbuhan ekonomi, perseorangan memiliki potensi daya beli berupa deposito yang sangat besar. Berdasarkan data BI, saldo deposito rupiah milik perorangan per November 2011 mencapai Rp585 triliun. Keinginan melakukan diversifikasi keuangan sangat besar. Studi rutin yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sekuritas mengindikasikan penduduk di luar Jawa akan Spend More and Save More.

Peningkatan kemakmuran akan mendorong pola konsumsi dari kebutuhan pokok menuju kebutuhan tersier. Orang mau beli asuransi karena punya uang lebih. Ada pepatah: Dulu tidak ada asuransi yang dibeli, tetapi yang bisa terjual.
Sekarang beda. Dengan potensi market diatas, saya sangat yakin menjual asuransi dan investasi akan lebih gampang dibanding, misalnya, sepuluh tahun yang lalu.
Yang mesti dilakukan adalah edukasi investasi yang terus menerus. Kita mesti membimbing anggota masyarakat untuk berinvestasi dengan benar tepat dan menguntungkan.
Sebagai tahap awal, selain membeli polis asuransi kesehatan, bisa juga membeli unit-linked yang merupakan kombinasi antara asuransi dan investasi.
As always, saya selalu berusia mengerjakan apa yang dikatakan. Alhamdulillah, sejak awal 2012 ini, istri saya Adelina terbuka kesadarannya untuk menjadi agen asuransi.
Adelina, selamat berjuang memberikan solusi investasi dan asuransi terbaik bagi begitu banyak masyarakat Indonesia yang ingin tetap sejahtera di masa yang akan datang.


Reff   Kompasiana

No comments:

Post a Comment