Tarif ujian Sertifikasi AAJI di turunkan
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menurunkan tarif ujian
sertifikasi agen sebesar 35-36 persen. Penurunan tarif ini dilakukan
demi mengejar target agen asuransi berlisensi sebanyak 500 ribu agen
pada 2015 mendatang.
Direktur Eksekutif AAJI Benny Waworuntu memaparkan, setidaknya terdapat 11 kategori produk yang turun tarif ujiannya. Untuk produk unit link misalnya, yang sedang banyak diminati pasar, tarif ujiannya kini hanya sebesar Rp 220 ribu dari sebelumnya yang sebesar Rp 350 ribu.
"Penurunannya sangat signifikan sekali, kita ingin dengan ini lebih banyak lagi yang menjadi agen berlisensi," ujar Benny dalam jumpa pers, Rabu, 22 Mei 2013.Dampak penurunan tarif ini sudah terbaca dari jumlah peserta ujian yang naik ketimbang biasanya. Sebelum penurunan tarif, ujian sertifikasi biasanya diikuti 10 ribu peserta. Begitu tarif turun, jumlah peserta ujian dalam sebulan bisa mencapai hingga 20 ribu.
Ketua AAJI, Hendrisman Rahim menambahkan penurunan tarif ini juga mendorong agen-agen yang telah lama menjual produk untuk mendaftarkan diri mengikuti ujian dan mendapat lisensi resmi "Jadi mungkin mereka tunggu harga turun baru mereka ambil lisensi," kata Hendrisman di kesempatan yang sama.
Kepala Departemen Kanal Distribusi Agency AAJI, De Yong Adrian,memperkirakan angka tenaga pemasaran asuransi jiwa di Indonesia akan terus tumbuh dalam 1-3 tahun ke depan. Untuk itu, AAJI optimistis bisa mencapai target 500 ribu agen berlisensi di tahun 2015 mendatang.
De Yong merinci, berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh asosiasi rata-rata pertumbuhan agen asuransi bisa mencapai hingga 13,9 persen per tahun. Dengan estimasi tersebut diperkirakan akan terdapat sebanyak 344.749 agen di 2013."Tahun 2014 menjadi 392.669 agen, dan tahun 2015 menjadi 447.249 ribu."
Saat ini penetrasi asuransi jiwa masih menjadi tantangan utama di industri. Sebab, dari total 240 juta penduduk Indonesia hanya sekitar 18 persen atau 43,7 juta jiwa yang sudah terlindungi asuransi jiwa sebagai tertanggung individu maupun kumpulan.
Direktur Eksekutif AAJI Benny Waworuntu memaparkan, setidaknya terdapat 11 kategori produk yang turun tarif ujiannya. Untuk produk unit link misalnya, yang sedang banyak diminati pasar, tarif ujiannya kini hanya sebesar Rp 220 ribu dari sebelumnya yang sebesar Rp 350 ribu.
"Penurunannya sangat signifikan sekali, kita ingin dengan ini lebih banyak lagi yang menjadi agen berlisensi," ujar Benny dalam jumpa pers, Rabu, 22 Mei 2013.Dampak penurunan tarif ini sudah terbaca dari jumlah peserta ujian yang naik ketimbang biasanya. Sebelum penurunan tarif, ujian sertifikasi biasanya diikuti 10 ribu peserta. Begitu tarif turun, jumlah peserta ujian dalam sebulan bisa mencapai hingga 20 ribu.
Ketua AAJI, Hendrisman Rahim menambahkan penurunan tarif ini juga mendorong agen-agen yang telah lama menjual produk untuk mendaftarkan diri mengikuti ujian dan mendapat lisensi resmi "Jadi mungkin mereka tunggu harga turun baru mereka ambil lisensi," kata Hendrisman di kesempatan yang sama.
Kepala Departemen Kanal Distribusi Agency AAJI, De Yong Adrian,memperkirakan angka tenaga pemasaran asuransi jiwa di Indonesia akan terus tumbuh dalam 1-3 tahun ke depan. Untuk itu, AAJI optimistis bisa mencapai target 500 ribu agen berlisensi di tahun 2015 mendatang.
De Yong merinci, berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh asosiasi rata-rata pertumbuhan agen asuransi bisa mencapai hingga 13,9 persen per tahun. Dengan estimasi tersebut diperkirakan akan terdapat sebanyak 344.749 agen di 2013."Tahun 2014 menjadi 392.669 agen, dan tahun 2015 menjadi 447.249 ribu."
Saat ini penetrasi asuransi jiwa masih menjadi tantangan utama di industri. Sebab, dari total 240 juta penduduk Indonesia hanya sekitar 18 persen atau 43,7 juta jiwa yang sudah terlindungi asuransi jiwa sebagai tertanggung individu maupun kumpulan.
Reff.Tempo.co
No comments:
Post a Comment